Monday, September 26, 2011

Mengenang Waktu

Ini bukan lagi hitungan detik yg berlalu
hujan yg menggenang, sebagai saksi kisahnya pun
telah lama mengering
ini adalah malam dimana purnama untuk kesekian kalinya

satu yg luka, bahkan telah lama
seakan begitu lekat
hingga tak pernah terasa jauh
terasa seakan detik yg lalu ku alami
tragedi mabuk cinta
mengucurkan darah darah segar yang menyelimuti hati
merah pekat dan gelap tiada habis
dan ku masih tetap hidup,
menghela nafas seakan sejengkal lagi
namun tak kunjung pernah sampai
detakan jantung seolah yg terkahir
kepahitan yg diselimuti tawa tawa palsu yg sungguh mampu menipu
kerlingan mata yg sebentar lagi seolah akan meredup
namun terus dapat memandangi cahaya dikejauhan

akan kah sembuh,
atau
benar2 akan mencapai nafas sejengkal lagi
secara perlahan
hingga mati dengan penuh harapan
dengan hiasan nisan yg dipahatkan dihati ini

No comments:

Post a Comment

Akan ada cinta yang besar dan tulus untuk mu, dan akan ada jiwa dan raga yang siap berkorban untuk mu