Monday, August 29, 2011

Diary Hati


Kertasnya tidaklah putih seperti susu
Hanya berwarna cokelat dahan kayu

Tapi diatasnya, tersematkan rangkaian kata-kata
Kisah kasih selama nafas berhembus
Kisah kasih ketika melewati kerikil tajam,
Jalan terjal,jurang, turunan curam, dan
Juga ada ketika dijalan aspal yang mulus

Kisah kasih bersua teman dan lawan
Kisah kasih ketika hujan dan terik
Tulisannya tidak lah indah,
Namun akan menjadi sejarah
Kenangan yang mampu membuat bibir tersenyum ketika membacanya

Tiap lembarnya,
Tidak akan hangus ketika disengat api
Tak luntur dihanyut sungai
Tak terhapus walau diusap
Tak bisa dicabik walau ditaring yang tajam
Karena ini diary hati ku

Sunday, August 28, 2011

Mengadu Pada Tuhan


Kamis, 18 Agustus 2011
Tuhan…
Bodohkah aku? Dengan hati yang ku miliki
Aku bersyukur memiliki rasa yang cukup peka sejauh ini
Sedikit aku pun tak ada menyesal
Tapi selalu terheran, entah memang menjadi seseorang yang bodoh
Padahal aku percaya dan bersyukur Engkau memberika otak yang normal untuk ku

Sesuatu yang aku sadari akan menyakiti hati ku
Sadar amat teramat sakit
Tapi dengan rasa simpati
Hati ku luluh begitu saja

Tuhan, aku tak meminta hati ku dibutakan
Bahkan sama sekali aku enggan
Namun berikan aku kekuatan untuk menahan sakit dan sembuh segera,
Jika hati ku terluka, yg berkorban untuk menemani luka hati orang diluar sana


Siap-siap Kecewa

Undangan ini palsu
Ku terjemahkan menjadi sesuatu yg dia nanti-nanti
Ku pikir ditulis sebagai permintaan untuk menemani
Di waktu siang dan malam
Di kala sedih dan senang
Di saat terjaga atau pun terbangun
Bahkan ku berencana siapkan bekal dan keperluan

Tak kusangka, bahkan itu sama sekali
Bukan undangan
Yang ku sadari ketika ditengah jalan tepat dipersimpangan
Dan rambu-rambu hati ini memperingatkan jika harus berjalan lurus
Menawarkan berkelok untuk pulang, atau mendapatkan undangan yg sebenarnya

Malu Pada Anggrek


Hembusan angin pada anggrek
Seakan memberi tahu pada nya
Bahwa aku tak pernah serapi ini
Berjalan di trotoar kota menggandeng bunga
Beraromakan wangi
Siapa gerangan yang akan kau temui?
Goyangannnya seolah melemparkan Tanya

Tanpa bisa menjawab dan berlalu sembari menunduk
Hingga jauh melangkah diatas jalan yang setapak
Hanya menyadarkan akan pletak pletok sepatu pantofel
Yang terus berdecak diatas aspal
Bahwa ini bukan perjalanan menemui sang putri
Bahkan sama sekali tak ada
Rupa pun tak pernah terbayang

Menandakan perjalanan telah sampai
Bukan pada tujuan
Tapi berbalik,kembali melewati anggrek
Dan juga dengan sembari tertunduk

Saturday, August 6, 2011

Perjalanan Waktu

Ketika ragu menghantui,
membayangi setiap derap langkah kaki
berputar untuk meninggalkan atau
berkelok untuk menanti
keduanya masih bermuara pada gelap

Tuhan, kini aku hanya tinggal berdua bersama doa ku
berpagarkan ketidak jelasan

mata ku lelah, namun masih ingin terus terjaga
menanti perjalanan waktu, meraba ke kiri dan ke kanan
agar sampai pada jawaban

masih jauhkah jawaban itu?
masih cukup kah sisa tenaga ku?

Aku Selalu Bertanya

Kasih,
adakah telah kau tinggalkan kenangan kita
diangkasa nan jauh disana
hingga tak akan pernah lagi tergapai oleh jemari
tak terpandangi oleh pandangan mata?
tak berbekas kah aku dihati mu lagi?

sungguh, ingin ku rasuki hati mu
menulusuri hingga yg paling dalam

apakah sebenarnya hati mu saat ini?
aku selalu bertanya

Tuesday, August 2, 2011

Buat Aku Mengerti

Entah kemana aku harus ku teriakkan suara hati ini
jerit kesedihan, amarah....
tak pernah puas, tapi tak tahu apa yang sebenarnya ku inginkan
ku ingin lupa kenangan, tapi begitu indah.
namun begitu sakit jika harus diingat

Sajak mendayu-dayu terus ku tuliskan
tanpa mengerti harap dan tujuan
kamu menghancurkan impian kita
puaskah kamu?

Cinta yang begitu besar
yang dulu kamu suarakan,
secepatkah itu menghilang?
bahkan tanpa bekas?
apa ini semua???

Titip Madu Rindu

Titip madu rindu, dari bunga untuk kumbang sayang
Sajian hati menyapa hati
Mengerling malu bersanding senuym
sapaan jemari kecil mengharap harapan besar
terbayang mimpi-mimpi, lukisan sejoli memadu cinta
beraromakan kasturi, bercahayakan pijar lilin merah
beralaskan mawar-mawar
beratapkan langit biru cerah dengan manik-manik
rembulan dan jutaan bintang
Akan ada cinta yang besar dan tulus untuk mu, dan akan ada jiwa dan raga yang siap berkorban untuk mu